PADANG PANJANG, potretkita.id – Kota Padang Panjang sejak Jumat (5/1/2024) pagi, hingga saat berita ini rilis, sedang diguyur hujan lumpur yang berasal dari abu vulkanik Gunung Marapi.
Disebut hujan lumpur, karena abu vulkanik yang disemburkan Gunung Marapi ke angkasa, lalu kemudian bercampur dengan hujan rinai. Lalu turun kemudian dalam bentuk lumpur.
Anak sekolah yang pagi ini berangkat ke tempat pendidikan masing-masing, harus rela menereima kenyataan: baju putih yang mereka kenakan berubah jadi abu-abu berlumpur dan berbau belerang.
“Sejak sudah Shalat Subuh tadi hujan lumpur ini. Bagi yang akan beraktivitas di luar rumah, sebaiknya mengenakan masker dan pakai kaca mata,” sebut seorang warga Guguak Malintang bernama Muhammad Nur Idris.
Sementara warta Koto Panjang bernama Yusriana mengatakan, kendati sudah memakai helm dan menurunkan kacanya menutup wajah, namun lumpur yang bersumber dari abu vulkanik itu tetap tembus ke wajah. “Selain baju dan wajah, lumpur juga mengotori sepeda motor saya,” ucapnya.
Sejak Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah itu erupsi pada pada Ahad (3/12/2023) lal, hujan abu vulkanik memang kerap menyirami kota berjuluk Serambi Mekah ini. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) menetapkan Marapi masih berstatus Waspada atau level II. Status ini sudah diberlakukan sejak Agustus 2011 silam.
Warga memang mulai khawatir, sebab abu menutupi atap-atap rumah, sehingga akan menambah beban atap dan bisa roboh ketika diguyur hujan.
Erupsi Marapi menelan korban meninggal dunia sebanyak 24 orang. Kebun-kebun masyarakat banyak yang mati dan gagal panen, karena hampir setiap hari disiram debu.(mus)