Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
OPINI

Menapak Jejak Gerakan Muhammadiyah di Sukomananti

538
×

Menapak Jejak Gerakan Muhammadiyah di Sukomananti

Sebarkan artikel ini
Musriadi Musanif.(ist)
Example 468x60

PASBAR, potretkita.id – Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Sukomananti, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), di awal 1980-an menjadi organ dakwah Muhammadiyah yang amat potensial.

Hal ini terjadi, seiring dengan bergabungnya Chandra Mesra dan Mizlan di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukomananti, Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman (jauh sebelum dimekarkan).

Sejumlah personil hebat diberi amanah untuk mengelola dan mengembangkan madrasah, termasuk Damisar, Yubhar, Fauzul Aziz, Fachri Mandayu, Anang Suryana, dan sejumlah guru hebat lainnya. Chandra Mesra (alm) memimpin Muhammadiyah selaku ketua Bagian Pendidikan dan Pengajaran.

Berbagai gagasan kreatif muncul dari Chandra dan Mizlan, terutama gerakan-gerakan perekonomian dengan mendirikan koperasi. Maklum, keduanya adalah tenaga ahli nan profesional yang telah menyauk pengalaman dari para expert Jerman Barat yang bertugas mengembangkan Pasaman Barat.

Ada dua koperasi milik Muhammadiyah waktu itu yang berhasil didirikan dan kemudian menjadi amat berpengaruh, satu dipusatkan di Sukomananti, satu lagi di Padang Tujuah.

Penggalangan dana dari warga persyarikatan untuk mendukung amal usaha, terutama MTsM di Tapalan dan TKABA di Sukomananti, tetap berjalan dengan intensif. Selain melalui iuran anggota, amal usaha juga disokong dengan jasa koperasi tersebut.

MTsM Sukomananti terus bertahan di tengah beratnya tantangan. Jumlah siswanya memang tidak kunjung mencapai angka menggembirakan, sementara MTs Tarbiyah Islamiyah yang terletak di Kampuang Kubu, mulai diminati orang tua untuk melanjutkan pendidikan putra putri mereka, sebagai alternatif bila gagal masuk SMP Negeri satu-satunya di Pasaman Baru.

Realitas itu sebenarnya sejak awal sudah disadari pengurus. Bahwa MTsM Sukomananti sudah dipastikan hanya akan mendapatkan calon siswa dari keluarga Muhammadiyah, baik anggota maupun simpatisan.

Chandra, Ramli, Mizlan, Damisar, Yubhar, dan lain-lain, tak sungkan-sungkan menyampaikan kekecewaan mereka, ketika mendapat kabar ada warga dan simpatisan Muhammadiyah yang memasukkan anak mereka ke MTs sebelah, atau masuk SMP Negeri.

READ  Pengurus Masjid Muhammadiyah Pasbar Studi Tiru ke Sragen

Berkeluh kesah memang bukan pilihan terbaik. PCM Pasaman yang berkedudukan di Sukomananti bersama pimpinan madrasah dan majlis guru, mencari berbagai akal, untuk memancing minat warga Nagari Aua Kuniang memasukkan anak mereka ke MTsM, di antaranya dengan mendirikan grup orkes gambus siswa yang dipimpin Fauzul.

Seluruh siswa dilatih memainkan alat-alat musik. Ada yang menjadi drummer, tukar gitar, seruling, penyanyi, dan pendukung lainnya.

Grup orkes gambus itu berkesempatan tampil di sejumlah iven dan menyemarakkan pesta pernikahan. Tidak saja di sekitaran Nagari Aua Kuniang dan Lingkuang Aua, tetapi sampai ke Kinali, Kotobaru, Kajai, Talu, dan Sasak.

Lumayanlah! Penampilan para siswa sempat menarik minat tamatan SD untuk melanjutkan sekolah mereka ke MTsM Sukomananti. Jumlahnya memang tidak banyak. Maklum, masyarakat masih alergi dengan label Muhammadiyah.

Daya tarik MTsM Sukomananti juga dikemas sedemikian rupa, oleh seorang guru yang tinggal di Guguak Tigo bernama Asrul. Guru Bahasa Inggris itu punya keahlian drumb band. Keahliannya dimanfaatkan dengan baik oleh PCM Pasaman. Peralatan pun dibelikan.

Para pelajar MTsM Sukomananti pun unjuk kebolehan bermain drum band, melintas di jalan utama sejak dari Tapalan hingga Padang Tujuah. Sering pula tampil di berbagai acara. Sedikit banyaknya, penampilan drum band mampu menyedot perhatian masyarakat.

Penulis menyelesaikan pendidikan di MTsM Sukomananti pada 1985, setelah melewati berbagai ujian yang cukup berat.

Ujian persamaan untuk mendapatkan Nilai Evaluasi Muri (NEM) wajib diikuti di SMP Negeri Simpangampek, ujian Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) diikuti di MTsM Kajai untuk mendapatkan ijazah negeri yang dikeluarkan MTsN Lansap Kadap, dan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Muhammadiyah (EBTAM) untuk mendapatkan ijazah MTsM yang diterbitkan PWM Sumbar.

READ  Gaspol Perlindungan Anak

Atas dukungan Pak Lanin dan sejumlah personil PCM Pasaman, penulis dianjurkan melanjutkan pendidikan ke Kulliyatul Muballighien Muhammadiyah (KMM) Kauman Padang Panjang.

Di Kauman, semua urusan penulis berjalan lancar, berkat dukungan Prof. Dasman Lanin yang waktu itu sedang bekerja kerjas mendirikan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah (STKIPM), lalu kemudian melebur menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB).

Kendati telah bersekolah di Padang Panjang, namun sesekali penulis juga pulang ke Sukomananti. Penulis tetap diberi kesempatan, tampil memotivasi siswa MTsM dengan cara berpidato di Masjid Taqwa Muhammadiyah dan Mushalla Al-Mukmin Padang Tujuah.

Dari orangtua dan pengurus cabang, juga penulis memperoleh informasi tentang perkembangan amal usaha Muhammadiyah Cabang Pasaman, terutama soal MTsM Sukomananti, kendati tidak terlalu banyak.

Persoalan kesulitan dana dan rendahnya dukungan masyarakat nagari, termonitor terus menggelayuti madrasah ini.

Terakhir, sebelum MTsM Sukomananti mengakhiri riwayatnya, penulis mendapat kabar, madrasah ini mendapat dukungan dana segar dari Lanin sekeluarga, dalam bentuk pengalokasian dana rutin dari hasil kebun kelapa sawit mereka.

Waktu itu, Lanin dan keluarga sudah pindah ke Jakarta dan Lampung dengan beberapa putra, putri dan menantunya, yang tetap tinggal di Sukomananti menyokong pergerakan Muhammadiyah.

Pasokan dana segar itu membuat MTsM bisa terus berjalan. Namun disayangkan, dana segar itu ternyata tidak mampu mendorong masyarakat Sukomananti, selain anggota dan simpatisan Muhammadiyah, menyekolahkan putra putri mereka ke madrasah itu.(MUSRIADI MUSANIF)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *