Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BERITANasional

Bukan Sesar Cileunyi-Tanjung Sari, Rupanya Ini Penyebab Gempa Sumedang

169
×

Bukan Sesar Cileunyi-Tanjung Sari, Rupanya Ini Penyebab Gempa Sumedang

Sebarkan artikel ini
Temuan lokasi patahan yang menyebabkan gempa di Sumedang.(badan geologi)
Example 468x60

JAKARTA, potretkita.id – Gempa yang mengguncang Sumedang dan menyebabkan ratusan rumah rusak, semula disebut akibat Patahan Cileunyi-Tanjung Sari, ternyata tidak. Ada temuan terbaru!

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, melalui suaran persnya bernomor 5.Pers/04/SJI/2024 menyatakan, temuan terbaru itu setelah Tim Tanggap Darurat Badan Geologi Kementerian ESDM melakukan penelitian.

“Tim menemukan segmen patahan atau sesar baru, yaitu Patahan Cipeles dengan lokasi tipe di Sungai Cipeles, arah segmen patahan ini Barat Daya-Timur Laut, relatif ke arah Utara (NNE-SSW) diduga menjadi penyebab gempa bumi yang berpusat di daerah Babakanhurip, Sumedang Utara,” sebt keterangan pers yang ditandatangani Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerjasama Agus Cahyono Adi.

Penyelidik dari Pusat Survey Geologi Sukadar Eka Adi Saputra menjelaskan, beberapa jam setelah kejadian gempa di Sumedang, pihaknya langsung menuju ke lokasi bencana, untuk mengambil data kerusakan dan fenomena geologi.

“Kami melakukan peninjauan dampak kerusakan, kemudian mencari bukti-bukti kerusakan seperti retakan-retakan tanah. Bagaimana gempa itu terjadi dan apa penyebabnya,” katanya, dalam publikasi yang diakses pada Sabtu (6/1/2024) siang itu.

READ  Sekdako Winarno Buka Silatwil BEM PTMA se-Sumatera

Berdasarkan analisa kami, ujarnya, Patahan Cipeles adalah patahan yang lokasinya di Sungai Cipeles, diduga sebagai penyebab gempa bumi di Sumedang yang episenternya di Kampung Babakan Hurip.

Menurutnya, kendati begitu, temuan Tim Badan Geologi tersebut masih terus diperbaharui, karena Tim masih berada di lapangan, untuk melakukan penelitian lebih lanjut keberadaan lurusan dari Patahan Cipeles itu.

Joko Wahyudiono yang juga menjadi bagian dari Tim Tanggap Darurat Badan Geologi menambahkan, Patahan Cipeles yang baru saja ditemukan di lapangan ini, benar-benar sesar aktif yang muncul di permukaan tanah, memotong rumah dan merobohkan rumah di lokasi gempa.

Pemantauan gempa bumi di sekitar Cekungan Bandung, termasuk wilayah Sumedang, sebenarnya telah lama dilakukan oleh Pusat Survei Geologi (PSG) Badan Geologi. Jaringan seismometer ini diinstall tahun 1999 di empat lokasi yakni di daerah Lembang, Padalarang, Ciparay dan Soreang.

Hasil pemantauan gempa bumi mikro memberikan gambaran, adanya pusat-pusat gempa berasosiasi dengan beberapa kelurusan di sekitar Cekungan Bandung, salah satunya kelurusan Cileunyi -Tanjungsari.

READ  Bupati Sitorus Buka MTQ XIX Tingkat Kabupaten Toba

“Kelurusan ini teridentifikasi dari citra landsat, berarah relatif timur laut-barat daya dari sebelah barat Sumedang hingga sekitar Cileunyi. Hasil pemantauan gempa bumi mikro pada rentang waktu 1999 hingga 2008, terdapat dua event yang berada pada lajur kelurusan ini,” ujarnya.

Data bawah permukaan dari hasil penyelidikan geofisika mengkonfirmasi, keberadaan dan kemenerusan Sesar Aktif Cileunyi-Tanjungsari.

Di samping itu, terdapat histori gempa merusak yang berpusat di daerah Tanjungsari (pada lajur kelurusan) yang menimbulkan cukup banyak korban dan kerusakan bangunan. Sejumlah event tersebut telah memberikan bukti bahwa kelurusan Cileunyi-Tanjungsari merupakan sesar aktif yang perlu diwaspadai.

Menurutnya, kjadian gempa bumi Sumedang di awal 2024, menambah keyakinan akan aktivitas sesar patahan Cipeles, karena pusat-pusat gempa juga berada pada lajur sesar.

“Tambahan data kegempaan di lajur sesar ini juga diperoleh dari jaringan 70 seismometer passive seismic tomography (PST) yang dipasang di wilayah Kabupaten Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan, selama kurun waktu Agustus-September 2023.(rel)

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *