Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BudayaSOSBUD

Namanya Diperingati Secara Internasional, AA Navis tak Pergi Merantau

315
×

Namanya Diperingati Secara Internasional, AA Navis tak Pergi Merantau

Sebarkan artikel ini
AA Navis.(duniacerpen.com)
Example 468x60

PADANG, potretkita.id — Dia memilih tetap bermukim di kampung halaman. Tidak pergi merantau, sebagaimana kebanyakan anak lelaki Minang. Pendidikan formal pun tak banyak dikecap. Belajar otodidak menjadi pilihan.

AA Navis. Nama itu tidak asing lagi bagi masyarakat Minangkabau. Karya-karyanya sangat fenomenal, telah menghiasi berbagai media cetak di Indonesia, termasuk perbukuan.

Namanya membahana di jagad ini. Ada kabar gembira dari United Nations Eduactional, Scientific, and Cultural Organization (Unesco). Tanggal Lahir AA Navis dijadikan perayaan inernasional, bersamaan dengan hari kelahiran Pahlawan Nasional Laksamana Keumala Hayati dari Aceh.

Penetapan itu, disampaian Dirjen Unesco saat menutup Sidang Umum ke-42 Unesco di Paris, pada 22 November 2023, sebagaimana dikutip dari pemberitaan pada laman indonesia.go.id, diakses pada Ahad (24/12).

Organisasi PBB yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan itu, memperingati peristiwa bersejarah dan hari jadi tokoh-tokoh terkemuka, yang membantu membentuk peradaban, dengan berkontribusi pada pengayaan budaya bersama, demi pemahaman universal dan perdamaian.

Ada tiga kriteria dalam penetapan hari lahir para tokoh dalam perayaan internasional, yaitu menyangkut tokoh-tokoh yang benar-benar universal, dan peristiwa-peristiwa yang memiliki lingkup universal atau signifikansi regional, yang tidak dapat disangkal lagi dikenal di luar batas negara mereka sendiri.

Kedua, usulan mempertimbangkan keterwakilan gender. Tokoh yang dicalonkan hanya secara anumerta. Ketiga, mencerminkan cita-cita, nilai-nilai, keragaman budaya dan universalitas organisasi. Selain itu, penetapan tersebut minimal didukung oleh dua negara.

AA Navis lahir pada 17 November 1924. Hari lahirnya yang keseratus tahun diperingati Unesco pada 17 November 2024 nanti. Sedangkan hari lahir Keumala Hayati yang ke 475 akan diperingati pada 1 Januari 2025 nanti. Pahlawan asal Aceh itu lahir pada 1 Januari 2025.

READ  Insan Kreatif Diminta Dukung Promosikan Pariwisata

AA Navis adalah budayawan sekaligus sastrawan terhebat yang pernah dilahirkan tanah Minangkabau. Nama lengkapnya adalah Ali Akbar Navis. Beliau adalah kelahiran Kota Padang Panjang.

Laman kemendikbud.go.id yang dikutip indonesia.go.id menyebut, kebanyakan orang Minang dikenal suka merantau, tapi berbeda dengan AA Navis. Ia lebih suka menetap di tempat kelahirannya.
Kecintaan AA Navis pada dunia sastra bermula dari rumah. Orang tuanya, pada saat itu, berlangganan majalah Panji Islam dan Pedoman Masyarakat. AA Navis kecil membaca cerita pendek dan cerita bersambung di kedua majalah itu.

Ayahnya, St Marajo Sawiyah, mendukung kecintaan AA Navis membaca dengan memberikan uang agar anaknya dapat membeli majalah kesukaannya.

Navis sempat mengenyam pendidikan di Indonesisch Nederiandsch School (INS) di daerah Kayutaman, Kabupaten Padang Pariaman, selama 11 tahun. Jarak antara rumah dan sekolah Navis cukup jauh.
Perjalanan panjang yang ditempuhnya setiap hari itu, dimanfaatkannya untuk membaca buku sastra yang dibelinya. Namun Navis tidak melanjutkan pendidikannya di INS. Dia memilih belajar otodidak.

Pada 1955, saat menginjak usia 30-an, Navis sudah aktif menulis. Banyak karya cerpennya yang muncul di beberapa majalah, seperti Kisah, Mimbar Indonesia, Budaya, dan Roman. Navis juga menulis naskah sandiwara untuk beberapa stasiun RRI, seperti Stasiun RRI Bukittinggi, Padang, Palembang, dan Makassar.

Selanjutnya, ia juga mulai menulis novel. Tema yang diangkat dalam karya AA Navis biasanya bernafaskan kedaerahan dan keagamaan sekitar masyarakat Minangkabau.

Salah satu karya sastra fenomenalnya berjudul Robohnya Surau Kami, sebuah kumpulan cerpen sosioreligi. Cerpen ini pertama kali terbit pada 1956, bercerita mengenai dialog Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga Negara Indonesia, yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah.

READ  Empat Hal yang Terlarang Bagi Pangulu

Sepanjang karier kepenulisannya, berbagai penghargaan telah diraih Navis, di antaranya penghargaan dari UNESCO untuk kumpulan cerpen “Saraswati dalam Sunyi” (1967). AA Navis tutup usia karena sakit akibat usia di Rumah Sakit Pelni, Jakarta, pada 2004.(Dwitri Waluyo/indonesia.go.id)

KARYA-KARYA AA NAVIS

Cerita Pendek

a. Robohnya Surau Kami (kumpulan cerpen), Jakarta: Gramedia, 1986
b. Hujan Panas dan Kabut Musim (kumpulan cerpen), Jakarta: Jambatan, 1990
c. Cerita Tiga Malam, Roman, Thn. V, No.3, 1958:25–26
d. Terasing, Aneka, Thn. VII, No. 33, 1956:12–13
e. Cinta Buta, Roman, Thn. IV, No. 3, 1957
f. Man Rabuka” Siasat, Thn. XI, No. 542, 1957:14–15
g. Tiada Membawa Nyawa, Waktu, Thn. XIV, No.5, 1961
h. Perebutan, Star Weekly, Thu. XVI, No. 807, 1961
i. Jodoh, Kompas, Thu. Xl, No. 236, 6 April 1976:6

Puisi
a. Dermaga dengan Empat Sekoci (kumpulan 34 puisi), Bukittinggi: Nusantara
Novel
b. Kemarau, Jakarta: Grasindo, 1992
c. Saraswati si Gadis dalam Sunyi, Jakarta: Pradnya Paramita, 1970

Karya Nonfiksi
a. Surat-Surat Drama, Budaya, Thn.X, Januari-Februari 1961
b. Hamka sebagai Pengarang Roman, Berita Bibliografi, Thn.X, No.2, Juni 1964
c. Warna Lokal dalam Novel Minangkabau, Sinar Harapan, 16 Mel 1981
d. Memadukan Kawasan dengan Karya Sastra, Suara Karya, 1978
e. Kepenulisan Belum Bisa Diandalkan sebagai Ladang Hidup, Suara Pembaruan, 1989
f. Menelaah Orang Minangkabau dari Novel Indonesia Modern, Bahasa dan Sastra, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1977.***

sumber : indonesia.go.id; kemdikbud.go.id; duniacerpen.com; kiprahkita.com

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *