PASAMAN BARAT, potretkita.id – Suasana meriah memenuhi Pesantren Islamic Center Muhammadiyah Kinali, Jumat (9/2), ketika Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah (MTsM) Alamanda menggelar event istimewa menyambut Ramadhan 1445 H.
Event yang diberi nama Fastaval Maapam ini, merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan tradisi budaya Minangkabau, di mana apam menjadi salah satu kuliner khas, yang selalu disajikan ketika menyambut bulan puasa. Apam, yang mirip dengan serabi, bisa dinikmati dengan kuah santan bergula enau atau langsung tanpa kuah.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tema Berkah Rajab dan Sya’ban, sebagai rangkaian untuk melestarikan tradisi sosial dan budaya Minangkabau. Tak hanya diikuti oleh seluruh siswa dan santri, tetapi juga pendidik serta tenaga kependidikan dari MTsM Alamanda.
Mira Suharti, wakil kepala Bagian Kesiswaan sekaligus ketua pelaksana acara, menyatakan bahwa Fastaval Maapam ini merupakan yang pertama kali diadakan di MTsM Alamanda. Dia berharap acara serupa dapat menjadi tradisi yang terus dilakukan di tahun-tahun mendatang.
Sebelum acara dimulai, para siswa telah mempersiapkan segala peralatan dan kebutuhan, yang diperlukan dengan bantuan dari masing-masing wali kelas, menunjukkan partisipasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak.
“Festival ini bertujuan untuk melestarikan budaya Minangkabau, dan menyambut Ramadhan yang semakin dekat,” ujar Mira.
Salah satu wali kelas, Elmadia Susanti, menjelaskan bahwa bahan-bahan untuk membuat apam sangatlah sederhana, seperti tepung beras, air pandan, santan, garam, dan air secukupnya. Setelah semua bahan disiapkan, mereka kemudian dicampur menjadi satu sehingga menghasilkan adonan berwarna putih.
Proses pembuatan adonan dilakukan secara bersama-sama, dan dibagi rata kepada masing-masing kelas, sehingga hasil akhir dari apam yang dihasilkan pun tidak akan jauh berbeda.
Dengan Fastaval Maapam ini, MTsM Alamanda tidak hanya menyambut bulan suci Ramadhan dengan keceriaan, tetapi juga menjaga keberlanjutan budaya dan tradisi yang telah turun-temurun di wilayah Minangkabau. (Zeli Utari)