LIMAPULUH KOTA, potretkita.id – Kawasan Lembah Harau di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, kini sudah membahana ke seantero Nusantara. Oh, tidak! Namanya juga populer di negara tetangga.
Setiap libur akhir pekan dan libut panjang, Lembah Harau dipadati wisatawan. Bus-bus pariwisata terlihat hilir mudik. Tujuannya adalah sebuah lembah disebut-sebut mirip Desa Konoha di Jepang.
Secara georgrafis, Lembah Harau berjarak sekitar 50 km dari Bukittinggi, atau 1,5 jam perjalanan. Sesuai namanya, Lembah Harau merupakan sebuah lembah dengan luas sekitar 270,5 hektare, yang dikelilingi pemandangan tebing-tebing tinggi menjulang, dengan ketinggian sekitar 100-500 meter.
Laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kemenparekraf.go.id merilis, banyak yang menyebut, Lembah Harau dulunya adalah dasar lautan.
Ada memang, fakta ilmiah yang ditemukan, di antaranya jenis batuan di perbukitan Lembah Harau itu adalah batuan breksi dan konglomerat. Jenis batuan tersebut umumnya terdapat di dasar laut. Usia bebatuan itu ditaksi sudah mencapai 40 juta tahun.
Lembah Harau ditetapkan sebagai Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Salah satu satwa langka yang menghuni Lembah Harau, adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), serta berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi.
Ada enam air terjun yang menyempurnakan keindahannya, yaitu Sarasah Aie Angek, Aie Luluih, Sarasah Jambu, Akar Berayun, Sarasah Bunta, dan Sarasah Murai. Setiap air terjun memiliki ciri khas dan tinggi yang bervariasi.
Kini, Lembah Harau tidak saja harum dengan wisata alami, tetapi juga sudah dilengkapi dengan wisata tematik, di antaranya Harau Sky, yang menawarkan waterpark, restoran, spot foto, hingga penginapan di tengah Lembah Harau yang eksotis.
Destinasi wisata tematik lainnya yangerdapat di sini adalah kampung adat Minang di Kampung Sarosah, Kampung Korea Jepang, Kampung Eropa, Batang Tabik Waterpark, dan Harau Dream Park.(*)
